Sabtu, 11 Mei 2013

Dasar Teori Pendidikan


DASAR TEORI PENDIDIKAN
          Ada beberapa pengertian tentang teori pendidikan antara lain :
a. Pendidikan adalah usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur, dan berencana dengan maksud mengubah tingkah laku manusia kearah yang di inginkan.(Napitupulu, 2007)
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:232), pendidikan berasal dari kata “didik’, lalu diberikan awalan kata “me” sehingga menjadi “mendidik” yang artinya memelihara dan memberi latihan. dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.
c. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 (Tentang Sistem Pendidikan Nasional ) Pendidikan adalah usaha sadar usaha sadar dan terencana untuk mewujutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
d. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan pendidikan merupakan usaha sadar yang sengaja dilakukan seseorang secara sitematis baik secara jasmani maupun rohani, dalam usaha memanusiakan manusia (humanisasi).


Ada beberapa teori-teori pendidikan antara lain :
1. Behaviorisme
Behaviorisme adalah mengatakan bahwa untuk menjadi ilmu pengetahuan, psikologi harus memfokuskan perhatiannya pada sesuatu yang bisa diteliti pada lingkungan dan prilaku dari pada focus pada apa yang tersedia dalam individu.
persepsi-persepsi, pikiran, berbagai citra perasaan-perasaan, dan sebagainya. lebih sifatnya subjektif dan kebal bagi pengukuran, sehinggah tidak akan pernah bisa menjadi ilmu pengetahuan yang objektif. Kerangkah kerja Teori pendidikan Behaviorisme adalah Empirisme. Asumsi filosofis dari Behaviorisme adalah nature of human being ( Manusia tumbuh secara alami). Latar belakang Empirisme adalah How we know what we know ( Bagaimana kita tahu apa yang kita tahu ). Menurut paham ini pengetahuan pada dasarnya diperoleh dari pengalaman ( empiris ). Aliran Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusaha mencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini juga beranggapan bahwa tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa perilakuyang diberikan pada peserta didik, sedangkan respon dapat  berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. (Komarudin & M, 2009).
Jadi Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran Behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike.


2. Kognitivisme.
Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional.Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimana orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar itu sendiri. Karena menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. (Komarudin & M, 2009)
Jadi menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir. Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel.

3. Konstruktivisme.
Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa peserta didik memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri  Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehinggah mampu mendorong peserta didik mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna . Jadi dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap dalam belajar. (Komarudin & M, 2009)
Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiripengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. (jurnal/item/36)
Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico )

4. Humanistik
Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk ,memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila sipembelajar telah memahami lingkungan nya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain sipembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini .Beberapah psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang untuk menjadi lebih baik dan belajar. Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang
berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. . (Komarudin & M, 2009).
Tokoh-tokoh humanistik ini antara lain :Arthur W.Combs,Abraham maslow,dan Carl Roger.

KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


 KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN



1.      Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa, karena pada hakikatnya pendidikan dapat menunjang dan memberi kontribusi besar dalam membangun suatu negara. Oleh karena itulah pendidikan merupakan investasi yang esential bagi para pendidik untuk memberikan kontribusinya, selain itu peran dari para ahli dibidang teknologi pun sangat berpengaruh demi menunjang pendidikan yang berkualitas. Teknologi pendidikan merupakan penunjang dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itulah bidang garapan teknologi pendidikan harus di sesuaikan dan di aplikasikan pada lembaga pendidikan.
Dalam definisi teknologi pendidikan menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) tahun 1994 menyatakan teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaataan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk belajar. (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 10) Dari kelima hal ini merupakan kawasan dari bidang teknologi pendidikan.
Bidang garapan mengembangkan, menerapkan, membuktikan dan memperbaiki teori berdasarkan masukan dari lapangan. Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Sedangkan teknologi dalam arti luas menurut Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan evaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dari pengertian teknologi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa ruang lingkupnya sangat luas, mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam proses pendidikan. 

2.      Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1. Bagaimana peran dari teknologi pendidikan terhadap bidang pendidikan?
2. Bagaimana Aplikasi dari bidang garapan teknologi pendidikan itu sendiri?
3. Bagaimana Aplikasi dari Kawasan  Teknologi Pendidikan? 

3.      Peran Kawasan
Association  for  Educational  Communications  and  Technology (AECT) mendefiniskan 5 domaian Teknologi  Pembelajaran yaitu design, development, utilization, management,  and  evaluation.
Pada tiap domain juga terdiri dari beberapasub domain. Kawasan dari Teknologi Pendidikan membagi banyak kesamaan perjungan dalam  mendefinisikannya  dan memperkuat landasanya, sebagaimana keilmuan sosial lainnya dan aplikasi keilmuan sosial (Luppicini, 2005). Definisi yangdiikuti Luppicini (2005) tentang konsep kawasan Teknologi Pendidikan adalah suatutujuan yang berorientasi pada pendekatan sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk (1) Merancang, menembangkan dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan  mesin  dalam  hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek pembelajaran, dan (2) Pedoman agen perubahan dan perubahan sistem perubahan sistem dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam sosial. Secara serempak dan dalam meliputi cara, suatu kawasan professional baru menjadi suatu bidang pengetahuan baru (atau displin profesional ) yang digabungkan. Fungsi suatu kawasan mencakup teori dan praktek dan untuk mengidentifikasi tugas-tugas para penyelenggara teknologi pembelajaran. Setiap fungsi mempunyai tujuan dan komponen (Seels dan Richey, 1994).
Dalam perkembangan terakhir, teknologi  pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain, pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar. Defini tersebut mengandung pengertian adanya empat komponen dalam teknologi pembelajaran, yaitu:
Ø  Teori dan praktik 
Ø  Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
Ø  Proses, sumber dan sistem
Ø  Untuk Belajar


4.      Hubungan Antar Kawasan
Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :
-          Perancang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
-          Pengembang proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
-          Pemanfaat/pengguna proses dan sumber belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran, difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
-          Pengelola proses dan sumber belajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi pendidikan.
-          Evaluator/peneliti proses dan sumber relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah, pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian kawasan pendidikan.


5.      Deskripsi Kawasan
Untuk melihat keterkaitan antara teori, praktek dan penelitian berikut akan diuraikan setiap kawasan teknologi pendidikan. Dalam makalah ini hanya akan dibahas
kawasan teknologi pendidikan.
1.      Kawasan Desain
Kawasan desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran. Demikian juga Gagne dan briggs pada tahun 1960an telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup. Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan kurikulum; dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi pembelajaran dan karateristik pemelajar.
Desain Sistem Pembelajaran (DSP) adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana, penganalisaan adalah proses perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan adalah proses penulisan dan pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan strategi pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan pembelajaran. Semua proses ini harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat kontrol.
a.       Desain Pesan
Menurut Grabowski desain pesan meliputi ” perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan” (dalam Seels, Barbara B, 1994:33) yang mengandung prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima. Menurut Flemming dan levi ”Membatasi pesan pada pola-pola isyarat atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif,afektif dan psikomotor” (dalam Seels, Barbara B.1994 :34). Karakteristik desain harus spesifik terhadap medianya dan tugas belajarnya.
b.      Strategi Pembelajaran
Menurut Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta komponen proses belajar mengajar seperti motivasi dan elaborasi (dalam Seels, Barbara B, 1994:34).
Menurut Reigeluth (1983a) membagi strategi pembelajaran menjadi 2 variabel strategi :
·         Variabel strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran dalam suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan sebagainya). Hal tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh, latihan, dan bentuk sajian lain.
·         Variabel strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti mengurutkan, membuat sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview) gagasan-gagasan yang diajarkan (dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
c.       Karakteristik Pelajar
Karakteristik Pelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman Pelajar yang berpengaruh terhadap efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan dan bagaimana caranya hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu karakteristik Pelajar mempengaruhi komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi pembelajaran. Karakteristik Pelajar tidak hanya berinteraksi dengan strategi pembelajaran juga dengan situasi atau konteks dan isi (menurut Bloom, 1976). (dalam Seels, Barbara B, 1994:35).

2.      Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan ini berakar pada produksi media. Diawali dengan perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media film yang merupakan tonggak perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran modern. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya pesan yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
Kawasan pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak, teknologi audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.
a.       Teknologi Cetak
Teknologi Cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan seperti buku dan bahan –bahan visual yang statis, terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini adalah dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk cetakan, inilah yang merupakan teknologi cetak. Berikut karakteristik dari teknologi cetak/visual :
·         Teks dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.
·         Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah.
·         Keduanya berbentuk visual statis.
·         Pengembangannya sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.
·         Keduanya berpusat pada pemelajar.
·         Informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai

b.      Teknologi Audiovisual
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film bingkai dan transparansi. Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan terpadu.
Karakteristik teknologi audiovisual sebagai berikut :
·         Bersifat linier
·         Menampilkan visual yang dinamis
·         Digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya
·         Cenderung berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif
·         Sering berpusat pada guru, kurang interaktif dengan Pelajar

c.       Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI), Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI). Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan: latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras memiliki karakteristik sebagai berikut :
·         Digunakan secara acak disamping secara linier.
·         Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang desainer/pengembang.
·         Gagasan diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.
·         Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi

d.      Teknologi Terpadu
Merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak, memiliki internal hard drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya mencakup alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan (networking), dan sistem audio. Sedang perangkat lunaknya berupa disket video, compact disk, program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya dijalankan dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia menggunakan sistem authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·         Digunakan secara acak disamping secara linier
·         Dapat digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang desainer/pengembang
·         Gagasan diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar
·         Belajar dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi
·         Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran
·         Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengethauan terbentuk pada saat digunakan
·         Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber


3.      Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua diantara kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran sistematik.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar mereka yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan bahan dan aktivitas yang specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan bahan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi yang berkelanjutan.
a.       Pemanfaatan Media
Pemanfaatan Media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran.
b.      Difusi Inovasi
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
c.       Implementasi dan Pelembagaan
Implementasi dan pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
d.      Kebijakan dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya yang mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan. Bidang Teknologi Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi pembelajaran dalam masyarakat.



4.      Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pendidikan / Pembelajaran melalui Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Secara singkat ada empat kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan pengelolaan informasi.
a.       Pengelolaan Proyek
Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Menurut Rothwell dan Kazanas (1992) pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional, yaitu organisasi garis & staf.
b.      Pengelolaan Sumber
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan sumber pembelajaran.
c.       Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian,”cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan…. Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pendidikan/ pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington dan Harris, 1986:47). (dalam Seels, Barbara B, 1994:56).
d.      Pengelolaan Informasi
Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.



5.      Kawasan Penilaian
Dalam pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan penilaian mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif, penilaian sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.
a.       Analisis Masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
b.      Pengukuran Beracukan Patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
c.       Penilaian Formatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
d.      Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Menurut Michael Scrives (1976) (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 62-63)
Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake “Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif.
Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan (sebagai contoh : lembaga penyandang dana atau calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan dari pada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, bukannya proses hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif.








KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan terdapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik.
2. Teknologi pendidikan dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang garapan yaitu :   Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
3. Ada 4 komponen dalam teknologi pendidikan
Ø  Teori dan praktik 
Ø  Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
Ø  Proses, sumber dan sistem
Ø  Untuk Belajar
4. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Masing-masing kawasan teknologi pendidikan bersifat saling melengkapi dan setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.











DAFTAR PUSTAKA

B. Seels & Rita C. Richey. 2004. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Unit Penerbitan Universitas Negeri Jakarta
B. Seels & Rita C Richey. 1994. Teknologi Pendidikan Definisi dan Kawasanya: Washington, DC: Association for Educational Communications and Technology
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Kontribusi Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan Pendidikan [Online] Tersedia: yusufhadi.net/wp.../kontribusi-teknologi-pendidikan-  dalam-2.doc [15 September 2010]
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Nasution. 2010. Teknologi  Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara