KAWASAN DAN BIDANG GARAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan faktor penting dalam membangun suatu bangsa, karena pada hakikatnya
pendidikan dapat menunjang dan memberi kontribusi besar dalam membangun suatu
negara. Oleh karena itulah pendidikan merupakan investasi yang esential bagi
para pendidik untuk memberikan kontribusinya, selain itu peran dari para ahli
dibidang teknologi pun sangat berpengaruh demi menunjang pendidikan yang
berkualitas. Teknologi pendidikan merupakan penunjang dalam memajukan
pendidikan di Indonesia. Oleh karena itulah bidang garapan teknologi pendidikan
harus di sesuaikan dan di aplikasikan pada lembaga pendidikan.
Dalam definisi teknologi pendidikan menurut
Association for Educational Communication and Technology (AECT) tahun 1994
menyatakan teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam desain,
pengembangan, pemanfaataan, pengelolaan serta penilaian proses dan sumber untuk
belajar. (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 10) Dari kelima hal ini merupakan
kawasan dari bidang teknologi pendidikan.
Bidang garapan
mengembangkan, menerapkan, membuktikan dan memperbaiki teori berdasarkan
masukan dari lapangan. Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan
media pendidikan yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar
berhasil guna, efisien dan efektif. Sedangkan teknologi dalam arti luas menurut
Association for Educational Communication and Technology (AECT) adalah proses
yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan, melaksanakan evaluasi
dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia.
Dari pengertian teknologi pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa ruang
lingkupnya sangat luas, mencakup semua faktor yang terkait dan terlibat dalam
proses pendidikan.
2.
Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :
1.
Bagaimana peran dari teknologi pendidikan terhadap bidang pendidikan?
2.
Bagaimana Aplikasi dari bidang garapan teknologi pendidikan itu sendiri?
3.
Bagaimana Aplikasi dari Kawasan
Teknologi Pendidikan?
3.
Peran
Kawasan
Association
for Educational Communications and Technology (AECT) mendefiniskan
5 domaian Teknologi Pembelajaran yaitu design, development,
utilization, management, and evaluation.
Pada tiap domain
juga terdiri dari beberapasub domain. Kawasan dari Teknologi Pendidikan membagi banyak
kesamaan perjungan dalam mendefinisikannya dan memperkuat
landasanya, sebagaimana keilmuan sosial lainnya dan aplikasi keilmuan sosial
(Luppicini, 2005). Definisi yangdiikuti Luppicini (2005) tentang konsep kawasan
Teknologi Pendidikan adalah suatutujuan yang berorientasi pada pendekatan
sistem pemecahan masalah memanfaatkan peralatan, teknik, teori, dan metode
dari berbagai banyak bidang pengetahuan, untuk (1) Merancang, menembangkan
dan menilai, efektifitas dan efisiensi sumber manusia dan mesin dalam
hal untuk memfasilitasi dan mempengaruhi semua aspek
pembelajaran, dan (2) Pedoman agen perubahan dan perubahan sistem perubahan sistem
dan praktek dalam hal untuk membagi dalam mempengaruhi perubahan dalam sosial. Secara
serempak dan dalam meliputi cara, suatu kawasan professional baru menjadi
suatu bidang pengetahuan baru (atau displin profesional ) yang
digabungkan. Fungsi suatu kawasan mencakup teori dan praktek dan untuk
mengidentifikasi tugas-tugas para penyelenggara teknologi pembelajaran. Setiap
fungsi mempunyai tujuan dan komponen (Seels dan Richey, 1994).
Dalam perkembangan terakhir, teknologi
pendidikan yang didefinisikan sebagai teori dan praktik dalam desain,
pengembangangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian proses, sumber, dan sistem untuk belajar.
Defini tersebut mengandung pengertian adanya empat komponen dalam teknologi pembelajaran,
yaitu:
Ø Teori
dan praktik
Ø Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
Ø Proses,
sumber dan sistem
Ø Untuk
Belajar
4.
Hubungan
Antar Kawasan
Setiap kawasan dalam teknologi
pendidikan memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya
teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang
sistematik. Berdasarkan kawasan-kawasan tersebut, maka seorang sarjana
teknologi pendidikan dapat berprofesi atau memiliki bidang garapan sebagai :
-
Perancang proses dan sumber belajar;
dimana lingkup pekerjaannya meliputi perancangan sistem pembelajaran, desain
pesan, strategi pembelajaran dan karakteristik pebelajar.
-
Pengembang proses dan sumber belajar;
dimana lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan teknologi cetak, teknologi
audiovisual, teknologi berbantuan komputer dan teknologi terpadu lainnya.
-
Pemanfaat/pengguna proses dan sumber
belajar; dimana lingkup pekerjaannya meliputi pemnafaatan media pembelajaran,
difusi inovasi pendidikan, implementasi dan institusionalisasi model inovasi
pendidikan, serta penerapan kebijakan dan regulasi pendidikan.
-
Pengelola proses dan sumber belajar;
dengan lingkup pekerjaan meliputi pengelolaan proyek, pengelolaan aneka sumber
belajar, pengelolaan sistem penyampaian, dan pengelolaan sistem informasi
pendidikan.
-
Evaluator/peneliti proses dan sumber
relajar; dengan lingkup pekerjaan meliputi melakukan analisis masalah,
pengukuran acuan patokan, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan penelitian
kawasan pendidikan.
5.
Deskripsi Kawasan
Untuk melihat keterkaitan antara teori,
praktek dan penelitian berikut akan diuraikan setiap kawasan teknologi
pendidikan. Dalam makalah ini hanya akan dibahas
kawasan teknologi pendidikan.
1.
Kawasan Desain
Kawasan
desain memiliki asal usul dari gerakan psikologi pembelajaran. Melalui Jim Finn
dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai
berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi
pembelajaran. Demikian juga Gagne dan briggs pada tahun 1960an telah
menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem
yang membuat konsep pembelajaran menjadi hidup.
Desain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar. Tujuan desain adalah untuk
menciptakan strategi dan produk pada tingkat makro seperti program dan
kurikulum; dan pada tingkat mikro seperti pelajaran dan modul. Kawasan desain
meliputi studi mengenai desain sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
pembelajaran dan karateristik pemelajar.
Desain
Sistem Pembelajaran (DSP) adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi
langkah penganalisaan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan penilaian
pembelajaran. Dalam istilah yang sederhana, penganalisaan adalah proses
perumusan apa yang akan dipelajari; perancangan adalah proses penjabaran
bagaimana cara mempelajarinya; pengembangan adalah proses penulisan dan
pembuatan bahan pembelajaran; pengaplikasian adalah pemanfaatan bahan dan
strategi pembelajaran; dan penilaian adalah proses penentuan ketepatan
pembelajaran. Semua proses ini harus tuntas agar dapat berfungsi sebagai alat
kontrol.
a. Desain Pesan
Menurut
Grabowski desain pesan meliputi ” perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik
dari pesan” (dalam Seels, Barbara B, 1994:33) yang mengandung prinsip
perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi antara pengirim dan
penerima. Menurut Flemming dan levi ”Membatasi pesan pada pola-pola isyarat
atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif,afektif dan psikomotor” (dalam
Seels, Barbara B.1994 :34). Karakteristik desain harus spesifik terhadap
medianya dan tugas belajarnya.
b. Strategi Pembelajaran
Menurut
Reigeluth Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta
mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan pembelajaran dalam suatu pelajaran.
Strategi pembelajaran meliputi situasi belajar seperti belajar induktif serta
komponen proses belajar mengajar seperti motivasi dan elaborasi (dalam Seels,
Barbara B, 1994:34).
Menurut Reigeluth (1983a) membagi strategi
pembelajaran menjadi 2 variabel strategi :
·
Variabel
strategi mikro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan pembelajaran dalam
suatu gagasan tunggal (yaitu sebuah konsep, prinsip yang tunggal dan
sebagainya). Hal tersebut mencakup komponen strategi seperti definisi, contoh,
latihan, dan bentuk sajian lain.
·
Variabel
strategi makro adalah metode dasar untuk mengorganisasikan aspek-aspek
pembelajaran yang berhubungan dengan gagasan lebih dari satu, seperti
mengurutkan, membuat sintesa, dan membuat ringkasan (mempreview dan mereview)
gagasan-gagasan yang diajarkan (dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
c. Karakteristik Pelajar
Karakteristik Pelajar adalah
segi-segi latar belakang pengalaman Pelajar yang berpengaruh terhadap
efektivitas proses belajarnya. Lingkup strategi pembelajaran menggunakan
penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel yang harus diperhitungkan
dan bagaimana caranya hal tersebut dapat diperhitungkan. Oleh sebab itu karakteristik
Pelajar mempengaruhi komponen belajar yang diteliti dalam lingkup strategi
pembelajaran. Karakteristik Pelajar tidak hanya berinteraksi dengan strategi
pembelajaran juga dengan situasi atau konteks dan isi (menurut Bloom, 1976).
(dalam Seels, Barbara B, 1994:35).
2.
Kawasan Pengembangan
Kawasan pengembangan ini berakar
pada produksi media. Diawali dengan perkembangan buku teks dan alat bantu
pembelajaran non proyeksi sampai munculnya media film yang merupakan tonggak
perkembangan era audiovisual ke era teknologi pembelajaran modern. Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi
desain ke dalam variasi teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Kawasan pengembangan dapat dijelaskan dengan adanya pesan
yang didorong oleh isi, strategi pembelajaran yang didorong oleh teori dan
manifestasi fisik dari teknologi berupa perangkat keras, perangkat lunak dan
bahan pembelajaran.
Kawasan
pengembangan diorganisasikan dalam 4 kategori : teknologi cetak, teknologi
audiovisual, teknologi berasaskan komputer dan teknologi terpadu.
a. Teknologi Cetak
Teknologi Cetak
adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan
bahan seperti buku dan bahan –bahan visual yang statis, terutama melalui proses
pencetakan mekanis atau fotografis. Teknologi ini adalah dasar untuk
pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lain. Hasil
teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah contoh
penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak
dalam bentuk cetakan, inilah yang merupakan teknologi cetak. Berikut
karakteristik dari teknologi cetak/visual :
·
Teks
dibaca secara linier, sedang visual direkam menurut ruang.
·
Keduanya
biasanya memberikan komunikasi satu arah.
·
Keduanya
berbentuk visual statis.
·
Pengembangannya
sangat bergantung pada prinsip linguistik dan persepsi visual.
·
Keduanya
berpusat pada pemelajar.
·
Informasi
dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai
b. Teknologi Audiovisual
Merupakan
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan peralatan mekanis dan elektronis
untuk menyajikan pesan audio (melalui pendengaran) dan visual (melalui
penglihatan). Peralatan audiovisual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup,
pemutaran suara dan penayangan visual yang berukuran besar seperti film, film
bingkai dan transparansi. Televisi merupakan teknologi unik yang menjembatani
teknologi audiovisual ke teknologi komputer dan terpadu.
Karakteristik
teknologi audiovisual sebagai berikut :
·
Bersifat
linier
·
Menampilkan
visual yang dinamis
·
Digunakan
menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembangnya
·
Cenderung
berupa bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak.
Dikembangkan berdasarkan prinsip psikologi
tingkah laku dan kognitif
·
Sering
berpusat pada guru, kurang interaktif dengan Pelajar
c. Teknologi Berbasis Komputer
Merupakan
cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang
bersumber pada mikroprosesor. Teknologi ini berbeda dengan teknologi lain
karena menyimpan informasi secara elektronis dalam bentuk digital bukan sebagai
bahan cetak/visual dan ditampilkan melalui tayangan di layar monitor. Beberapa
jenis aplikasi komputer biasanya disebut Computer Based Instruction (CBI),
Computer Assisted Instruction (CAI), atau Computer Managed Instruction (CMI).
Pengaplikasiannya dapat bersifat tutorial, dimana pembelajaran utama diberikan:
latihan dan perulangan untuk mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah
dipelajari, permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan
pengethauan yang baru dipelajari, dan sumber data yang memungkinkan pemelajar
mengakses sendiri. Teknologi komputer baik perangkat lunak maupun keras
memiliki karakteristik sebagai berikut :
·
Digunakan
secara acak disamping secara linier.
·
Dapat
digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang desainer/pengembang.
·
Gagasan
diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol dan grafis.
·
Belajar
dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi
d. Teknologi Terpadu
Merupakan
cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media
yang dikendalikan komputer. Komponen perangkat keras dari sistem terpadu dapat
terdiri dari komputer dengan memori besar yang dapat mengakses secara acak,
memiliki internal hard drive, dan sebuah monitor beresolusi tinggi. Peralatan pelengkapnya
mencakup alat pemutar video, alat penayangan tambahan, perangkat keras jaringan
(networking), dan sistem audio. Sedang perangkat lunaknya berupa disket video,
compact disk, program jaringan, serta informasi digital. Kesemuanya dijalankan
dan dikendalikan dalam suatu program belajar hymermedia menggunakan sistem
authoring seperti hypercard atau toolbook. Pembelajaran dengan teknologi
terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Digunakan
secara acak disamping secara linier
·
Dapat
digunakan sesuai keinginan pemelajar, maupun menurut cara yang dirancang
desainer/pengembang
·
Gagasan
diungkapkan secara realistik dalam konteks pengalaman pemelajar, relevan dengan
kondisi pemelajar dan dibawah kendali pemelajar
·
Belajar
dapat berpusat pada pemelajar dengan tingkat interaksi yang tinggi
·
Prinsip
ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan
bahan pembelajaran
·
Belajar
dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga
pengethauan terbentuk pada saat digunakan
·
Sifat
bahan yang mengintegrasikan kata-kata dari banyak sumber
3.
Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan
mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran / Pendidikan tertua diantara
kawasan-kawasan yang lain, karena penggunaan bahan audiovisual secara teratur
mendahului meluasnya perhatian terhadap desain dan produksi media pembelajaran
sistematik.
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan
proses dan sumber untuk belajar mereka yang terlibat dalam pemafaatan mempunyai
tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan bahan dan aktivitas yang
specifik, menyiapkan pemelajar agar dapat berintekrasi dengan bahan aktivitas
yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, membekan penilaian atas
hasil yang dicapai pemelajar serta memasukkannya ke dalam prosedur organisasi
yang berkelanjutan.
a. Pemanfaatan
Media
Pemanfaatan Media
adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan
media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi
desain pembelajaran.
b. Difusi
Inovasi
Difusi Inovasi adalah
proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan tujuan untuk
diadopsi. Menurut Rogers (1983) langkah-langkah difusi tersebut adalah
pengetahuan, persuasi atau bujukan, keputusan, implementasi, dan konfirmasi.
c. Implementasi
dan Pelembagaan
Implementasi dan
pelembagaan adalah pengunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya, sedangkan pelembagaan adalah penggunaan yang rutin dan
pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi.
d. Kebijakan
dan Regulasi
Kebijakan dan Regulasi
adalah aturan dan tindakan dari masyarakat/ wakilnya yang mempengaruhi difusi
atau penyebaran dan penggunaan Teknologi Pendidikan. Bidang Teknologi
Pendidikan telah ikut berjasa dalam penentuan kebijakan tentang televisi
pembelajaran dalam masyarakat.
4.
Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pendidikan
/ Pembelajaran melalui Perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Secara singkat ada empat
kategori dalam kawasan pengelolaan yaitu
pengelolaan proyek, pengelolaan sumber, pengelolaan sistem penyampaian dan
pengelolaan informasi.
a.
Pengelolaan
Proyek
Pengelolaan Proyek meliputi perencanaan,
monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Menurut Rothwell
dan Kazanas (1992) pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional,
yaitu organisasi garis & staf.
b.
Pengelolaan
Sumber
Pengelolaan Sumber mencakup perencanaan,
pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan
sumber sangat penting artinya karena mengatur pengendalian akses. Pengertian
sumber dapat mencakup personil, keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas, dan
sumber pembelajaran.
c.
Pengelolaan
Sistem Penyampaian
Pengelolaan Sistem Penyampaian meliputi
perencanaan, pemantauan, pengendalian,”cara bagaimana distribusi bahan
pembelajaran diorganisasikan…. Hal tersebut merupakan suatu gabungan medium dan
cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pendidikan/
pembelajaran kepada pemelajar” (Ellington dan Harris, 1986:47). (dalam Seels,
Barbara B, 1994:56).
d.
Pengelolaan
Informasi
Pengelolaan Informasi meliputi perencanaan,
pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemprosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar.
5.
Kawasan Penilaian
Dalam
pengertian yang paling luas adalah aktivitas manusia sehari-hari. Kawasan penilaian
mencakup : analisis masalah, pengukuran beracukan patokan, penilaian formatif, penilaian
sumatif. Penilaian adalah proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar.
a.
Analisis Masalah
Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah
dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan.
b.
Pengukuran Beracukan Patokan
Pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan
kemampuan pebelajar menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya.
c.
Penilaian Formatif
Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya.
d.
Penilaian Sumatif
Penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang
kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Menurut Michael
Scrives (1976) (dalam Seels, Barbara B, 1994 : 62-63)
Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu
pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang, dsb.). Penilaian
ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap
bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator
dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Perbedaan antara formatif dan
sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake “Apabila
juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu mencicipi
sup tersebut, hal tersebut sumatif.
Penilaian sumatif dilaksanakan setelah
selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan (sebagai
contoh : lembaga penyandang dana atau calon pengguna, walaupun hal tersebut
dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk
alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan dari pada sekedar
merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian
hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, bukannya proses hal tersebut dapat
berupa baik formatif maupun sumatif.
KESIMPULAN
Dari penjelasan yang telah
dipaparkan terdapat beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut :
1. Setiap kawasan dalam teknologi pendidikan
memberikan kontribusi kepada pengembangan teori dan praktik dan sebaliknya
teori dan praktik dijadikan pengembangan kawasan. Tiap kawasan tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan sebagai suatu kegiatan yang sistematik.
2. Teknologi pendidikan dirumuskan dengan berlandaskan lima bidang
garapan yaitu : Desain, Pengembangan,
Pemanfaatan, Pengelolaan, dan Penilaian.
3. Ada 4 komponen dalam
teknologi pendidikan
Ø Teori
dan praktik
Ø Desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian, dan penelitian
Ø Proses,
sumber dan sistem
Ø Untuk Belajar
4. Tiap kawasan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan
sebagai suatu kegiatan yang sistematik. Masing-masing kawasan teknologi
pendidikan bersifat saling melengkapi dan setiap kawasan memberikan kontribusi
terhadap kawasan yang lain dan kepada penelitian maupun teori yang digunakan
bersama oleh semua kawasan.
DAFTAR
PUSTAKA
B. Seels & Rita C. Richey. 2004. Teknologi Pembelajaran. Jakarta: Unit Penerbitan Universitas Negeri
Jakarta
B. Seels & Rita C Richey. 1994. Teknologi Pendidikan Definisi dan Kawasanya: Washington, DC:
Association for Educational Communications and Technology
Miarso, Yusuf Hadi. 2007. Kontribusi
Teknologi Pendidikan Dalam Pembangunan Pendidikan [Online] Tersedia:
yusufhadi.net/wp.../kontribusi-teknologi-pendidikan- dalam-2.doc [15 September 2010]
Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada
Nasution. 2010. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara